BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Cerpen
merupakan salah satu jenis karya sastra yang jauh lebih muda usianya
dibandingkan dengan puisi dan novel. Tonggak penting penulisan cerpen di
Indonesia dimulai Muhamad Kasim dan Suman Hasibuan pada awal 1910-an.
Di era
modern sekarang ini, tema – tema dalam penulisan cerpen sudah sangat berfariasi
dan beragam. Bukan hanya tema, jumlah pengarang atau penulis novel pun dapat
dikatakan tidak sedikit lagi. Berfariasinya tema dalam cerpen, secara tidak
langsung berakibat pada meningkatnya jumlah pembaca ataupun peminat
bacaan-bacaan cerpen.
Akan
tetapi, pasti ada sebagian diantara Anda yang belum mengetahui tentang cerpen.
Bagaimana ciri-ciri cerpen ? Bagaimana unsur-unsur cerpen, dan banyak lagi.
Sehubungan dengan hal tersebut, karya tulis ini akan membahas dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan diatas.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan
cerpen?
2. Apa sajakah unsur-unsur
yang ada dalam cerpen?
3. Apa sajakah ciri-ciri
cerpen?
4. Nilai-nilai apa sajakah
yang kita dapatkan dalam pembacaan cerpen?
C. Ruang Lingkup
Didalam
pembuatan karya tulis ini kami akan membahas mengenai defenisi cerpen. Kami
juga akan membahas mengenai beberapa hal, yaitu :
1.Ciri-ciri yang terdapat pada
cerpen.
2. Unsur-unsur yang ada pada
cerpen.
4. Nilai-nilai yang terdapat
dalam cerpen.
D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan
latar belakang yang menjadi alasan kami membuat karya ilmiah ini, kami menyusun
karya ilmiah ini dengan tujuan untuk:
1. Memberitahukan kepada
pembaca menganai pengertian cerpen, ciri cerpen, unsur cerpen dan nilai-nilai
yang terkandung dalam cerpen.
2. Menumbuhkan minat pembaca
tentang karya sastra khususnya cerpen.
3. Untuk melengkapi tugas mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
E. Manfaat Penulisan
Kami
mengharapkan agar para pembaca dapat memperoleh manfaat setelah membaca karya
tulis ini. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya:
1. Menambah pengetahuan
pembaca mengenai karya sastra terutama tentang cerpen.
2. Sebagai sumber referensi
bagi para siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas Bahasa Indonesia khususnya yang
berhubungan dengan cerpen.
F. Metode Penulisan
Dalam membuat
karya ilmiah ini, kami menggunakan metode studi pustaka dan studi internet.
Kami mempelajari beberapa buku referensi dan beberapa bacaan di internet yang
sesuai dengan permasalahan yang kami bahas dalam karya ilmiah ini.
G. Sistematika Penulisan
Bab I PENDAHULUAN
Bab pertama ini terdiri atas
beberapa subbab, yang meliputi: latar belakang, perumusan masalah, ruang
lingkup, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.
Bab II PEMBAHASAN
Bagian pembahasan ini
meliputi: pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen, unsur-unsur cerpen, menulis
cerpen, dan nilai-nilai dalam cerpen.
BAB III PENUTUP
Pada bab terakhir ini terdapat
dua subbab, yaitu sebagai berikut: kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cerpen
Cerpen atau
dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah short story merupakan salah satu
genre sastra yang jauh lebih muda usianya dibandingkan dengan puisi dan novel.
Tonggak penting sejarah penulisan cerpen di Indonesia dimulai Muhammad Kasim
dan Suman Hasibuan pada awal 1910-an. Cerita pendek apabila diuraikan menurut
kata yang membentuknya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut: Cerita artinya tuturan yang membentang bagaimana terjadinya suatu hal,
sedangkan pendek berarti kisah pendek (kurang dari 10000 kata) yang memberikan
kesan tunggal dan dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam situasi
atau suatu ketika (1988:165).
Dari
pengertian diatas maka kami menyimpulkan bahwa cerpen adalah karangan nasihat
yang bersifat fiktif, hanya mengisahkan satu peristiwa (konflik tunggal),
tetapi menyelesaikan semua tema dan persoalan secara tuntas dan utuh. Awal
cerita (opening) ditulis secara menarik dan mudah diingat oleh pembacanya.
Kemudian pada bagian akhir (ending) ditutup dengan suatu kejutan
(surprise).
B. Ciri-Ciri Cerpen
Secara umum ciri-ciri cerpen
meliputi:
∞ dibaca sekali duduk (1-2
jam),
∞ panjang cerita kurang dari
kata sepuluh ribu kata,
∞ ceritanya singkat dan padat,
∞ menggambarkan sebagian
kehidupan tokoh,
∞ menggunakan alur tunggal,
∞ sumber cerita dari
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, dan
∞ ceritanya kurang kompleks
dibandingkan dengan novel.
C. Unsur-Unsur Cerpen
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah
unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang
menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara
faktual dapat dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik dalam
karya sastra khususnya cerpen, meliputi tokoh/ penokohan, alur (plot), gaya
bahasa, sudut pandang, latar (setting), tema, dan amanat.
Berikut ini penjelasan
mengenai unsur-unsur tersebut :
a. Tokoh dan Karakter Tokoh
Istilah tokoh menunjuk pada
orangnya, sedangkan watak, perwatakan, atau karakter menunjuk pada sifat dan
sikap para tokoh yang menggambarkan kualitas pribadi seorang tokoh. Tokoh
cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat,
atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Secara umum kita
mengenal tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang
kita kagumi, tokoh yang merupakan pengejahwantahan norma-norma, nilai-nilai
yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan
pandangan dan harapan pembaca. Adapun tokoh antagonis adalah tokoh yang
menyebabkan terjadinya konflik.Tokoh antagonis merupakan penentang tokoh
protaginis.
b. Latar (setting)
Latar dalam
sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan
sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan
pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan
realistis pada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh
ada dan terjadi. Unsur latar dapar dibedakan kedalam tiga pokok unsur, yaitu
sebagai berikut:
» Latar Tempat
Latar tempat merujuk pada
lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa
tempat-tempat dengan nama tertentu.
» Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan
“kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
» Latar Sosial
Latar sosial merujuk pada
hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu
tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial dapat berupa kebiasaan
hidup, istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan
bersikap, serta hal-hal lainnya.
c. Alur (Plot)
Alur adalah
urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab-akibat. Alur tidak hanya mengemukakan
apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Kehadiran
alur dapat membuat cerita berkesinambungan. Oleh karena itu, alur biasa disebut
juga susunan cerita atau jalan cerita.
Tahapan alur dalam sebuah
cerita dibagi atas beberapa bagian sebagai berikut.
- Pengantar: tahap ini
merupakan tahap pembukaan cerita atau pemberian informasi awal, terutama
berfungsi untuk melandasi cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya.
- Penampilan masalah: Tahap
ini merupakan tahap awal munculnya konflik. Konflik itu sendiri akan berkembang
menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya. Peristiwa yang menjadi inti
cerita semakin mencengangkan dan menegangkan.
- Puncak ketegangan/ klimaks:
konflik-konflik yang terjadi atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai
tilik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh-tokoh
utama yang berperan sebagai pelaku dan penderitaan terjadinya terjadinya
konflik utama.
- Ketegangan menurun/
antiklimaks: Konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian.
Keteganagn dikendurkan. Konflik-konflik tambahan (jika ada) juga diberi jalan
keluar, kemudian cerita diakhiri. Tahap ini disesuaikan dengan tahap akhir
diatas.
- Penyelesaian/ resolusi: pada
tahap ini konflik telah diatasi atau diselesaikan oleh para tokoh. Cerita dapat
diakhiri dengan gembira (happy ending) atau sedih (sad ending)
d. Sudut Pandang (Point Of
View)
Sudut
pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam cerita.
Untuk mengetahui sudut pandang, kita dapat mengajukan pertanyaan siapakah yang
menceritakan kisah tersebut? Sudut pandangan ini ada beberapa jenis, tetapi
yang umum adalah:
» Sudut pandangan orang
pertama; Lazim disebut point of view orang pertama. Pengarang menggunakan sudut
pandang “aku” atau “saya”. Disini yang harus diperhatikan adalah pengarang
harus netral dengan “aku” dan “saya” nya.
» Sudut pandang orang
ketiga; Biasanya pengarang menggunakan tokoh “ia” atau “dia”. Atau bisa juga
dengan menyebut nama tokohnya seperti “Fajar”, “Rajab”, “Agung” dan lain-lain.
» Sudut pandang campuran;
Dimana pengarang membaurkan antara pendapat pengarang dan tokoh-tokohnya.
Seluruh kejadian dan aktivitas tokoh diberi komentar dan tafsiran, sehingga
pembaca mendapat gambaran mengenai tokoh dan kejadian yang diceritakan. Dalam
“Sekelumit Nyanyian Sunda”, Nasjah Djamin sangat baik menggunakan tekhnik ini.
e. Gaya Bahasa
Gaya bahasa
adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan.
Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi,
penggunaan majas, dan penghematan kata.Jadi, gaya bahasa merupakan seni
pengungkapan seorang pengarang terhadap karyanya.
f. Tema
Tema disebut
juga ide cerita. Tema dapar berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai
peristiwa dalam kehidupan ini. Dalam sebuah cerpen tema bisa disamakan dengan
pondasi sebuah bangunan. Tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa
pondasi. Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah
cerpen; pesan atau amanat. Dasar tolak untuk membentuk rangkaian cerita; dasar
tolak untuk bercerita. Tidak mungkin sebuah cerita tidak mempunyai ide pokok.
Yaitu sesuatu yang hendak disampaikan pengarang kepada para pembacanya. Sesuatu
itu biasanya adalah masalah kehidupan, komentar pengarang mengenai kehidupan
atau pandangan hidup si pengarang dalam menempuh kehidupan luas ini. Pengarang
tidak dituntut menjelaskan temanya secara gamblang dan final, tetapi ia bisa
saja hanya menyampaikan sebuah masalah kehidupan dan akhirnya terserah pembaca
untuk menyikapi dan menyelesaikannya.
g. Amanat
Melalui
amanat, pengarang dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang bersifat positif
maupun negatif. Dengan kata lain amanat adalah pesan yang ingin disampaikan
pengarang berupa pemecahan atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam
cerita.
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur
ekstrinsik adalah unsur yang menunjang karya sastra yang berasal dari luar
karya sastra itu sendiri, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangun cerita
sebuah karya. Yang termasuk unsur-unsur ekstrinsik adalah sebagai berikut:
1. Keadaan subjektivitas
pengarang yang memiliki sikap, keyakinan dan pandangan hidup.
2. Psikologi pengarang (yang
mencakup proses kreatifnya), psikologi pembaca, dan penerapan prinsip-prinsip
psikologi dalam sastra.
3. Keadaan di lingkungan
pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial.
4. Pandangan hidup,suatu
bangsa dan berbagai karya seni lainnya.
D. Nilai-Nilai Dalam Cerpen
Cerita pendek atau cerpen tidak hanya berisi rangkaian
peristiwa. Ada hal penting yang disampaikan pembaca. Dalam cerpen seorang
pengarang kadang menampilkan nilai-nilai kehidupan yang ada di dalam
masyarakat. Hal tersebut diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan
pengalaman hidup pembaca. Pembaca cerpen menjadi lebih arif dan bijaksana dalam
menyikapi kehidupan sekitar. Nilai kehidupan dapat ditemukan dalam cerpen
melalui ucapan, pikiran, tindakan dan perasaan tokoh-tokoh cerita. Dibawah ini
adalah beberapa nilai yang terdapat dalam cerpen :
1. Nilai Moral
Secara
umum, moral atau amanat dalam cerpen menyarankan pada pengertian baik buruk
yang diterima umum mengenai suatu perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya.
Dalam hal ini, nilai-nilai dalam karya cerpen berhubungan dengan budi pekerti,
susila atau akhlak. Moral dalam kata cerpen biasanya mencerminkan pandangan hidup
pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan
yang ingin disampaikan kepada pembaca. Sebuah cerpen ditulis untuk
menggambarkan model kehidupan yang diidealkannya. Fiksi mengandung penerapan
moral dalam sikap dan tingkah laku para tokoh. Dalam karya cerpen, pesan moral
berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan
martabat.
2. Nilai Sosial
Nilai-nilai yang timbul dalam
cerpen dilihat dari unsur sosialnya adalah:
a.
tokoh-tokoh yang diciptakan sebagai pelaku sosial keadaan
ekonomi yang menggerakkan elemen sosial (simbol sosial)
c. konflik
yang dibangun antartokoh sehingga cerita terasa secara utuh dan mimesis
kehidupan
d. idiologi
tokoh-tokohnya
e. sejarah
perkembangan manusia yang dilihat digambarkan dalam cerita
3. Nilai Budaya
Nilai-nilai kebudayaan
terdapat dalam cerpen sebagai pembangun tema, karakter tokoh, latar, alur dan
amanat. Nilai-nilai budaya yang biasa ditemukan berupa:
a. nilai kepercayaan manusia
kepada Tuhannya,
b. nilai kebiasaan dalam
bentuk kolektif atau ketradisian,
c. nilai kemanusiaan sebagai
alat bermasyarakat, sikap berkomunikasi dalam mengkomunikasikan peradaban,
d. nilai estetika sebagai
pencipta berkesenian,
e. nilai penghidupan untuk
mempertahankan kehidupan,
f. nilai peradaban dan alat
yang diciptakannya, dan
g. nilai politis sebagai alat
bernegara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada
bab sebelumnya, kami menarik berbagai kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Cerpen adalah karangan
nasihat yang bersifat fiktif, hanya mengisahkan satu peristiwa (konflik
tunggal), tetapi menyelesaikan semua tema dan persoalan secara tuntas dan utuh.
Awal cerita (opening) ditulis secara menarik dan mudah diingat oleh pembacanya.
Kemudian pada bagian akhir (ending) ditutup dengan suatu kejutan
(surprise).
2. Secara umum ciri-ciri
cerpen meliputi:
∞ dibaca sekali duduk (1-2
jam),
∞ panjang cerita kurang dari
10.000 kata,
∞ ceritanya singkat dan padat,
∞ menggambarkan sebagian
kehidupan tokoh,
∞ menggunakan alur tunggal,
∞ sumber cerita dari
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, dan
∞ ceritanya kurang kompleks
dibandingkan dengan novel.
3. Unsur intrinsik dalam
karya sastra khususnya cerpen, meliputi tokoh/ penokohan, alur (plot), gaya
bahasa, sudut pandang, latar (setting), tema, dan amanat. Sedangkan yang
termasuk unsur-unsur ekstrinsik adalah sebagai berikut:
Keadaan subjektivitas
pengarang yang memiliki sikap, keyakinan dan pandangan hidup.
Psikologi pengarang (yang
mencakup proses kreatifnya), psikologi pembaca, dan penerapan prinsip-prinsip
psikologi dalam sastra.
Keadaan di lingkungan
pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial.
Pandangan hidup,suatu bangsa
dan berbagai karya seni lainnya.
4. Nilai-nilai yang
terkandung pada cerpen ada tiga yaitu nilai moral (berhubungan dengan budi
pekerti, susila atau akhlak), nilai sosial (nilai yang berhubungan dengan
masalah-masalah sosial), dan nilai budaya (nilai-nilai yang berhubungan dengan
kebudayaan).
B. Saran
Dari pembahasan dalam karya
ilmiah ini, saran kami adalah sebagai berikut:
1.Tanamkanlah nilai-nilai baik
dalam cerpen ke dalam diri Anda, dengan demikian segala macam yang kita perbuat
akan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
2. Isilah waktu kosong Anda
untuk hal-hal yang berguna, misalnya menulis. Banyak manfaat menulis. Untuk
menuangkan pikiran kita adalah salah satunya. Selain itu, jika tulisan kita
menarik dan diminati banyak orang maka Anda akan memperoleh banyak keuntungan.
Disamping itu tulisan Anda juga dapat memotivasi banyak orang.
Kami
menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini masih belum sempurna dan untuk
menjadi sempurna kami sangat membutuhkan masukan dari pihak lain. Untuk itu
kami mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan berbagai masukan dan
kritik demi perbaikan dan kesempurnaan karya ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Cipta Sari, Dhian. 2010. Buku
Sakti: Materi dan Rumus Lengkap 6 in 1 kelas XI IPA. Yogyakarta: Kendi Mas
Media.
Santoso, Gunawan Budi, dkk.
2009. Terampil Berbahasa Indonesia 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Utami, Sri, dkk. 2008. Bahasa
dan Sastra Indonesia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Rahma Rahmaantika, Cerpen,
2011, Hal. 1,http://rahmarahmaantika.blogspot.com.
Unsilster, Pengertian
Cerpen dan Ciri-Ciri Cerita Pendek, 2011, Hal. 1,http://unsilster.com.
Theron Parlin, Unsur
dalam Sebuah Cerpen, 2012, Hal. 1,
Wikipedia, Cerita Pendek, 2010, Hal. 1-2, http://id.wikipedia.org.
maok
ReplyDeleteblog orang
ReplyDelete