Sunday, April 14, 2013

Penulisan Ilmiah mengenai Cerpen


BAB I
PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang Masalah
Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang jauh lebih muda usianya dibandingkan dengan puisi dan novel. Tonggak penting penulisan cerpen di Indonesia dimulai Muhamad Kasim dan Suman Hasibuan pada awal 1910-an.
Di era modern sekarang ini, tema – tema dalam penulisan cerpen sudah sangat berfariasi dan beragam. Bukan hanya tema, jumlah pengarang atau penulis novel pun dapat dikatakan tidak sedikit lagi. Berfariasinya tema dalam cerpen, secara tidak langsung berakibat pada meningkatnya jumlah pembaca ataupun peminat bacaan-bacaan cerpen.
Akan tetapi, pasti ada sebagian diantara Anda yang belum mengetahui tentang cerpen. Bagaimana ciri-ciri cerpen ? Bagaimana unsur-unsur cerpen, dan banyak lagi. Sehubungan dengan hal tersebut, karya tulis ini akan membahas dan menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas.

B. Perumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan cerpen?
2. Apa sajakah unsur-unsur yang ada dalam cerpen?
3. Apa sajakah ciri-ciri cerpen?
4. Nilai-nilai apa sajakah yang kita dapatkan dalam pembacaan cerpen?

C. Ruang Lingkup
Didalam pembuatan karya tulis ini kami akan membahas mengenai defenisi cerpen. Kami juga akan membahas mengenai beberapa hal, yaitu :
1.Ciri-ciri yang terdapat pada cerpen.
2. Unsur-unsur yang ada pada cerpen.
4. Nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen.

D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang menjadi alasan kami membuat karya ilmiah ini, kami menyusun karya ilmiah ini dengan tujuan untuk:
1. Memberitahukan kepada pembaca menganai pengertian cerpen, ciri cerpen, unsur cerpen dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.
2. Menumbuhkan minat pembaca tentang karya sastra khususnya cerpen.
3. Untuk melengkapi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.

E.  Manfaat Penulisan
Kami mengharapkan agar para pembaca dapat memperoleh manfaat setelah membaca karya tulis ini. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya:
1. Menambah pengetahuan pembaca mengenai karya sastra terutama tentang cerpen.
2. Sebagai sumber referensi bagi para siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas Bahasa Indonesia khususnya yang berhubungan dengan cerpen.

F.  Metode Penulisan
Dalam membuat karya ilmiah ini, kami menggunakan metode studi pustaka dan studi internet. Kami mempelajari beberapa buku referensi dan beberapa bacaan di internet yang sesuai dengan permasalahan yang kami bahas dalam karya ilmiah ini.

G. Sistematika Penulisan
Bab I PENDAHULUAN
Bab pertama ini terdiri atas beberapa subbab, yang meliputi: latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II PEMBAHASAN
Bagian pembahasan ini meliputi: pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen, unsur-unsur cerpen, menulis cerpen, dan nilai-nilai dalam cerpen.
BAB III PENUTUP
Pada bab terakhir ini terdapat dua subbab, yaitu sebagai berikut: kesimpulan dan saran.

BAB II
PEMBAHASAN

 A. Pengertian Cerpen
Cerpen atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah short story merupakan salah satu genre sastra yang jauh lebih muda usianya dibandingkan dengan puisi dan novel. Tonggak penting sejarah penulisan cerpen di Indonesia dimulai Muhammad Kasim dan Suman Hasibuan pada awal 1910-an. Cerita pendek apabila diuraikan menurut kata yang membentuknya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: Cerita artinya tuturan yang membentang bagaimana terjadinya suatu hal, sedangkan pendek berarti kisah pendek (kurang dari 10000 kata) yang memberikan kesan tunggal dan dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam situasi atau suatu ketika (1988:165).
Dari pengertian diatas maka kami menyimpulkan bahwa cerpen adalah karangan nasihat yang bersifat fiktif, hanya mengisahkan satu peristiwa (konflik tunggal), tetapi menyelesaikan semua tema dan persoalan secara tuntas dan utuh. Awal cerita (opening) ditulis secara menarik dan mudah diingat oleh pembacanya. Kemudian pada bagian akhir  (ending) ditutup dengan suatu kejutan (surprise).

B. Ciri-Ciri Cerpen
Secara umum ciri-ciri cerpen meliputi:
∞ dibaca sekali duduk (1-2 jam),
∞ panjang cerita kurang dari  kata sepuluh ribu kata,
∞ ceritanya singkat dan padat,
∞ menggambarkan sebagian kehidupan tokoh,
∞ menggunakan alur tunggal,
∞ sumber cerita dari pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, dan
∞ ceritanya kurang kompleks dibandingkan dengan novel.

C. Unsur-Unsur Cerpen

1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual dapat dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik dalam karya sastra khususnya cerpen, meliputi tokoh/ penokohan, alur (plot), gaya bahasa, sudut pandang, latar (setting), tema, dan amanat.
Berikut ini penjelasan mengenai unsur-unsur tersebut :

a. Tokoh dan Karakter Tokoh
Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, sedangkan watak, perwatakan, atau karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh yang menggambarkan kualitas pribadi seorang tokoh. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Secara umum kita mengenal tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, tokoh yang merupakan pengejahwantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca. Adapun tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik.Tokoh antagonis merupakan penentang tokoh protaginis.
b. Latar (setting)
Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis pada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Unsur latar dapar dibedakan kedalam tiga pokok unsur, yaitu sebagai berikut:
» Latar Tempat
Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu.
» Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
» Latar Sosial
Latar sosial merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta hal-hal lainnya.

c. Alur (Plot)
Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab-akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan. Oleh karena itu, alur biasa disebut juga susunan cerita atau jalan cerita.

Tahapan alur dalam sebuah cerita dibagi atas beberapa bagian sebagai berikut.
- Pengantar: tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita atau pemberian informasi awal, terutama berfungsi untuk melandasi cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya.
- Penampilan masalah: Tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik. Konflik itu sendiri akan berkembang menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya. Peristiwa yang menjadi inti cerita semakin mencengangkan dan menegangkan.
- Puncak ketegangan/ klimaks: konflik-konflik yang terjadi atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai tilik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh-tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan penderitaan terjadinya terjadinya konflik utama.
- Ketegangan menurun/ antiklimaks: Konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian. Keteganagn dikendurkan. Konflik-konflik tambahan (jika ada) juga diberi jalan keluar, kemudian cerita diakhiri. Tahap ini disesuaikan dengan tahap akhir diatas.
- Penyelesaian/ resolusi: pada tahap ini konflik telah diatasi atau diselesaikan oleh para tokoh. Cerita dapat diakhiri dengan gembira (happy ending) atau sedih (sad ending)

d. Sudut Pandang (Point Of View)
Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam cerita. Untuk mengetahui sudut pandang, kita dapat mengajukan pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah tersebut? Sudut pandangan ini ada beberapa jenis, tetapi yang umum adalah:

» Sudut pandangan orang pertama; Lazim disebut point of view orang pertama. Pengarang menggunakan sudut pandang “aku” atau “saya”. Disini yang harus diperhatikan adalah pengarang harus netral dengan “aku” dan “saya” nya.
»  Sudut pandang orang ketiga; Biasanya pengarang menggunakan tokoh “ia” atau “dia”. Atau bisa juga dengan menyebut nama tokohnya seperti “Fajar”, “Rajab”, “Agung” dan lain-lain.
» Sudut pandang campuran; Dimana pengarang membaurkan antara pendapat pengarang dan tokoh-tokohnya. Seluruh kejadian dan aktivitas tokoh diberi komentar dan tafsiran, sehingga pembaca mendapat gambaran mengenai tokoh dan kejadian yang diceritakan. Dalam “Sekelumit Nyanyian Sunda”, Nasjah Djamin sangat baik menggunakan tekhnik ini.
  e. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan. Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi, penggunaan majas, dan penghematan kata.Jadi, gaya bahasa merupakan seni pengungkapan seorang pengarang terhadap karyanya.

  f. Tema
Tema disebut juga ide cerita. Tema dapar berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan ini. Dalam sebuah cerpen tema bisa disamakan dengan pondasi sebuah bangunan. Tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi. Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah cerpen; pesan atau amanat. Dasar tolak untuk membentuk rangkaian cerita; dasar tolak untuk bercerita. Tidak mungkin sebuah cerita tidak mempunyai ide pokok. Yaitu sesuatu yang hendak disampaikan pengarang kepada para pembacanya. Sesuatu itu biasanya adalah masalah kehidupan, komentar pengarang mengenai kehidupan atau pandangan hidup si pengarang dalam menempuh kehidupan luas ini. Pengarang tidak dituntut menjelaskan temanya secara gamblang dan final, tetapi ia bisa saja hanya menyampaikan sebuah masalah kehidupan dan akhirnya terserah pembaca untuk menyikapi dan menyelesaikannya.

g. Amanat
Melalui amanat, pengarang dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang bersifat positif maupun negatif. Dengan kata lain amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang berupa pemecahan atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam cerita.

2.  Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang menunjang karya sastra yang berasal dari luar karya sastra itu sendiri, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangun cerita sebuah karya. Yang termasuk unsur-unsur ekstrinsik adalah sebagai berikut:
1. Keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan dan pandangan hidup.
2. Psikologi pengarang (yang mencakup proses kreatifnya), psikologi pembaca, dan penerapan prinsip-prinsip psikologi dalam sastra.
3. Keadaan di lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial.
4. Pandangan hidup,suatu bangsa dan berbagai karya seni lainnya.

D. Nilai-Nilai Dalam Cerpen
                Cerita pendek atau cerpen tidak hanya berisi rangkaian peristiwa. Ada hal penting yang disampaikan pembaca. Dalam cerpen seorang pengarang kadang menampilkan nilai-nilai kehidupan yang ada di dalam masyarakat. Hal tersebut diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman hidup pembaca. Pembaca cerpen menjadi lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi kehidupan sekitar. Nilai kehidupan dapat ditemukan dalam cerpen melalui ucapan, pikiran, tindakan dan perasaan tokoh-tokoh cerita. Dibawah ini adalah beberapa nilai yang terdapat dalam cerpen :

1.  Nilai Moral
Secara umum, moral atau amanat dalam cerpen menyarankan pada pengertian baik buruk yang diterima umum mengenai suatu perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya. Dalam hal ini, nilai-nilai dalam karya cerpen berhubungan dengan budi pekerti, susila atau akhlak. Moral dalam kata cerpen biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Sebuah cerpen ditulis untuk menggambarkan model kehidupan yang diidealkannya. Fiksi mengandung penerapan moral dalam sikap dan tingkah laku para tokoh. Dalam karya cerpen, pesan moral berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat.

2. Nilai Sosial
Nilai-nilai yang timbul dalam cerpen dilihat dari unsur sosialnya adalah:
a.    tokoh-tokoh yang diciptakan sebagai pelaku sosial keadaan ekonomi yang menggerakkan elemen sosial (simbol sosial)
c.    konflik yang dibangun antartokoh sehingga cerita terasa secara utuh dan mimesis kehidupan
d.   idiologi tokoh-tokohnya
e.   sejarah perkembangan manusia yang dilihat digambarkan dalam cerita

3. Nilai Budaya
Nilai-nilai kebudayaan terdapat dalam cerpen sebagai pembangun tema, karakter tokoh, latar, alur dan amanat. Nilai-nilai budaya yang biasa ditemukan berupa:
a. nilai kepercayaan manusia kepada Tuhannya,
b. nilai kebiasaan dalam bentuk kolektif atau ketradisian,
c. nilai kemanusiaan sebagai alat bermasyarakat, sikap berkomunikasi dalam mengkomunikasikan peradaban,
d. nilai estetika sebagai pencipta berkesenian,
e. nilai penghidupan untuk mempertahankan kehidupan,
f. nilai peradaban dan alat yang diciptakannya, dan
g. nilai politis sebagai alat bernegara. 

BAB III
PENUTUP

 A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya, kami menarik berbagai kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Cerpen adalah karangan nasihat yang bersifat fiktif, hanya mengisahkan satu peristiwa (konflik tunggal), tetapi menyelesaikan semua tema dan persoalan secara tuntas dan utuh. Awal cerita (opening) ditulis secara menarik dan mudah diingat oleh pembacanya. Kemudian pada bagian akhir  (ending) ditutup dengan suatu kejutan (surprise).

2. Secara umum ciri-ciri cerpen meliputi:
∞ dibaca sekali duduk (1-2 jam),
∞ panjang cerita kurang dari 10.000 kata,
∞ ceritanya singkat dan padat,
∞ menggambarkan sebagian kehidupan tokoh,
∞ menggunakan alur tunggal,
∞ sumber cerita dari pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, dan
∞ ceritanya kurang kompleks dibandingkan dengan novel.

3.  Unsur intrinsik dalam karya sastra khususnya cerpen, meliputi tokoh/ penokohan, alur (plot), gaya bahasa, sudut pandang, latar (setting), tema, dan amanat. Sedangkan yang termasuk unsur-unsur ekstrinsik adalah sebagai berikut:
Keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan dan pandangan hidup.
Psikologi pengarang (yang mencakup proses kreatifnya), psikologi pembaca, dan penerapan prinsip-prinsip psikologi dalam sastra.
Keadaan di lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial.
Pandangan hidup,suatu bangsa dan berbagai karya seni lainnya.

4.  Nilai-nilai yang terkandung pada cerpen ada tiga yaitu nilai moral (berhubungan dengan budi pekerti, susila atau akhlak), nilai sosial (nilai yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial), dan nilai budaya (nilai-nilai yang berhubungan dengan kebudayaan).

B. Saran
Dari pembahasan dalam karya ilmiah ini, saran kami adalah sebagai berikut:

1.Tanamkanlah nilai-nilai baik dalam cerpen ke dalam diri Anda, dengan demikian segala macam yang kita perbuat akan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.

2. Isilah waktu kosong Anda untuk hal-hal yang berguna, misalnya menulis. Banyak manfaat menulis. Untuk menuangkan pikiran kita adalah salah satunya. Selain itu, jika tulisan kita menarik dan diminati banyak orang maka Anda akan memperoleh banyak keuntungan. Disamping itu tulisan Anda juga dapat memotivasi banyak orang.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini masih belum sempurna dan untuk menjadi sempurna kami sangat membutuhkan masukan dari pihak lain. Untuk itu kami mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan berbagai masukan dan kritik demi perbaikan dan kesempurnaan karya ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Cipta Sari, Dhian. 2010. Buku Sakti: Materi dan Rumus Lengkap 6 in 1 kelas XI IPA. Yogyakarta: Kendi Mas Media.
Santoso, Gunawan Budi, dkk. 2009. Terampil Berbahasa Indonesia 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Utami, Sri, dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Rahma Rahmaantika, Cerpen, 2011, Hal. 1,http://rahmarahmaantika.blogspot.com.
Unsilster, Pengertian Cerpen dan Ciri-Ciri Cerita Pendek, 2011, Hal. 1,http://unsilster.com.
Theron Parlin, Unsur dalam Sebuah Cerpen, 2012, Hal. 1,
Wikipedia, Cerita Pendek, 2010, Hal. 1-2, http://id.wikipedia.org.

2 comments: